Peristiwa perobekan bendera belanda yang terjadi pada tanggal 19 September 1945 di Hotel Yamato menjadi titik awal dari pertempuran arek-arek Suroboyo untuk melawan penjajah yang berusaha merebut kembali Kedaulatan Bangsa Indonesia pada tanggal 10 Nopember 1945 di Kota Surabaya.
Tepat pukul 07.00 WIB pagi tadi, Kamis (14/09) di depan halaman Hotel Majapahit Surabaya dilakukan Refleksi Peristiwa Perobekan Bendera Belanda (merah putih biru) menjadi bendera Indonesia (merah putih). Peristiwa ini dihadiri langsung oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini, para Veteran, TNI, Polri, Camat, Kepala OPD, dan siswa-siswi SD sampai SMP.
“Sekitar 2.000 paduan suara siswa dari berbagai SD dan SMP di Surabaya turut menyemarakkan kegiatan tersebut”, tutur Kadispendik Surabaya Ikhsan.
Ikhsan menuturkan melalui momentum ini para pelajar dapat belajar sejarah kemerdekaan sekaligus menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang mempertahankan kemerdekan Republik Indonesia.
“Tantangan kedepan akan semakin berat, oleh sebab itu para siswa dapat berjuang menghadapi tantangan dengan belajar sungguh-sungguh sehingga dapat meraih prestasi untuk mencapai kesuksesan”.
Sementara itu, teatrikal yang diberi nama Surabaya Merah Putih ini diawali dengan kedatangan Tentara Inggris dan Belanda dalam AFNEI mengibarkan bendera merah putih biru tanpa persetujuan pemerintah Indonesia di Surabaya. Sebelumnya presiden Soekarno telah mengeluarkan maklumat gerakan pengibaran bendera Merah Putih di seluruh wilayah Indonesia. Pengibaran bendera yang melanggar maklumat itu sontak menyulut amarah warga Surabaya.
Arek-arek Suroboyo yang tidak terima dengan tindakan itu, berkumpul di depan Hotel Yamato, memprotes agar bendera tersebut segera diturunkan. Desakan itu tidak dihiraukan, sampai terdengar bunyi letusan senjata dan memicu perkelahian. Rasa patriotisme yang tidak dapat dibendung lagi, pecahlah peristiwa perobekan bendera. Aksi ini sekaligus menjadi penanda kemenangan perjuangan dan bukti nyata patriotisme Arek-arek Suroboyo.
Setelah peristiwa perobekan bendera, dilakukan penghormatan kepada Bendera Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya. Dilanjutkan dengan pidato kebangsaan oleh Walikota Surabaya.
“Dengarlah semangat juang itu, dengarkan derap langkah dan pekik itu. Merah putih akan segera berkibar. Merah putih akan kembali bersua. Merah putih akan menjulang tinggi ke angkasa raya. Kami tidak takut pada setan-setan yang merobek-robek warna bendera kami, kami tak akan gentar. Untuk melawan penjajah-penjajah baru.” sepenggal puisi yang dibacakan walikota Surabaya pagi ini. Prosesi selanjutnya yakni menyanyikan lagu-lagu kebangsaan. (Humas Dispendik Surabaya)