Konsistensi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) dalam menjaga anak-anak Surabaya untuk tidak terlibat dalam pengaruh narkoba, pergaulan bebas, serta bullying yang akhir-akhir ini marak menyasar usia remaja diwujudkan melalui program konselor sebaya.
Sebanyak 2.675 siswa SMP/MTs perwakilan dari setiap sekolah mengikuti pelatihan konselor sebaya di lima wilayah diantaranya SMPN 13, SMPN 11, SMPN 19, SMPN 26, serta Teacher Learning Center (TLC) Paawiyatan.
Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan, menjelaskan sejak tahun 2012 program konselor sebaya telah berjalan. Program konselor sebaya bertujuan untuk melindungi dan menjaga anak Surabaya dari pegaruh-pengaruh negatif yang dapat merusak masa depan mereka. Program ini ditujukan kepada para pelajar Surabaya yang memiliki rasa kepedulian tinggi kepada teman-temannya. Menurutnya orang yang bermanfaat ialah orang yang berguna bagi sesamanya.
“Kita ingin curhatnya anak-anak dapat terwadahi dengan baik, selama ini mereka banyak curhat di media sosial sehingga tanpa disadari dapat dimanfaatkan oleh orang lain”.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya tersebut berujar bahwa peran guru BK dan para kader konselor sebaya di setiap sekolah amatlah penting. Guru BK sebagai sahabat siswa berkolaborasi dengan kader konselor sebaya dalam upaya penanggulangan permasalahan anak di Surabaya.
Ikhsan menuturkan melalui konselor sebaya para siswa yang telah dilatih dapat membantu teman-teman yang sedih, galau, serta baper (terbawa perasaan) untuk mau curhat sehingga masalah mereka terpecahkan dan tidak sampai salah jalan.
“Konselor sebaya telah berkembang menjadi ekstrakurikuler konselor sebaya dengan 10 modul pembelajaran”, jelas Ikhsan.
Sekretaris Dispendik Drs. Aston Tambunan, M. Si ketika menyampaikan kegiatan konselor sebaya juga sebagai upaya pembentukan mental dan karakter siswa dalam memupuk rasa kepedulian yang tinggi kepada teman-temannya sebagai saluran alternatif pemecahan masalah.
Sementara itu, Didik YRP dari Yayasan Genta Surabaya menuturkan pelaksanaan program konselor sebaya untuk merespon tumbuh kembang setiap manusia sejak lahir sampai menjadi individu yang berbeda dengan individu lainnya sesuai dengan passion dan kemampuannya. Untuk menjadi individu yang berbeda membutuhkan proses, upaya yang banyak.
“Bagaimana kita bisa mengendalikan potensi dan mengendalikan pengaruh eksternal yang dekstruktif serta mengubah pengaruh eksternal untuk mengembangkan kemampuan kita jika tidak dimulai sejak awal”.
Didik menjelaskan alur konselor sebaya yakni, pertama melakukan identifikasi terhadap perubahan yang terjadi pada teman kalian, tahap kedua menjadi teman curhat yang bisa dipercaya dan bisa membantu, kemudian mencatat permasalahan yang ditemui dan perkembangannya dan menyerahkan catatan permasalahan kepada guru BK untuk tindaklanjut penanganan masalahnya. (Humas Dispendik Surabaya)