Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya melakukan pembinaan bagi pendidik TPA/TPQ dan kelas minggu dalam kegiatan fasilitasi pelaksanaan TPA/TPQ dan kelas Minggu tahun 2018 di Convention Hall Arif Rahman Hakim, Jumat (20/07/2018). Sebanyak 2.000 peserta undangan memadati gedung tersebut. Selain pembinaan, acara tersebut disisipi doa bersama sesuai dengan agama peserta.
Acara dimulai dengan penampilan gambus yang dibawakan oleh para siswa dari SMPN 26, kemudian dilanjutakan dengan tausyiah. Beberapa tokoh dan pemuka agama turut hadir. Di antaranya Ketua Komis D DPRD Kota Surabaya Agustin Poliana, Anggota Komisi D Sudirjo, serta pengasuh Pondok Pesantren Tambak Bening Surabaya KH Miftahul Luthfi Muhammad al Mutawakkil atau yang akrab disapa Gus Luthfi.
Dalam kesempatan itu, Gus Luthfi meminta kepada pendidik TPA/TPQ dan kelas Minggu untuk tidak mengandalkan dana yang diberikan Pemkot Surabaya. Pemkot melalui Dispendik Surabaya akan terus memikirkan pendidik TPA/TPQ dan kelas Minggu. “Mengajar yang ikhlas, serius, jangan memikirkan soal gaji. Nanti akan dipikirkan oleh Pemkot dan DPRD,” pesan Gus Luthfi.
Dia senantiasa mengingatkan agar semua yang hadir jadi manusia yang bersyukur, tawaduk. “Hidupnya para pendidik TPA/TPQ harus elegan serta berdaulat finansial. Jangan hanya mengandalkan gaji,” tuturnya.
Ketua Komisi D DPRD Surabaya Agustin Poliana menambahkan, selama ini memang ada insentif sebagai pengganti uang transportasi bagi pendidik TPA/TPQ dan kelas Minggu. “Memang tidak banyak, karena urusan yang dikelola Dispendik juga tidak sedikit. Mulai dari jenjang SD, SMP, dan beasiswa pendidikan tinggi,” ungkap politisi PDI Perjuangan ini. Yang jelas, lanjut dia, insentif tersebut akan terus diperjuangkan.
Kepala Dispendik Kota Surabaya Ikhsan mengatakan, sejak awal Walikota Surabaya cukup memperhatikan banyak hal. Beberapa di antaranya adalah masalah pendidikan dan kesehatan. “Salah satu komitmennya adalah meningkatkan kesejahteraan bagi pendidik TPA/TPQ dan kelas Minggu,” terangnya.
Di Kota Pahlawan, jumlah TPA/TPQ dan sekolah Minggu mencapai 2.095 lembaga. Di dalamnya terdapat 11.935 pendidik. Insentif sebagai pengganti uang transportasi yang diterima berjumlah Rp 300.000 per bulan.
Dalam kesempatan itu Ikhsan menitip pesan kepada pendidik TPA/TPQ dan kelas Minggu untuk memperhatikan lingkungan sekitar. Utamanya jika diketahui ada anak usia sekolah SMP yang belum mendapat sekolah. “Silakan lapor ke kami kalau ada anak, atau tetangga, atau saudara yang belum mendapat sekolah. Biar tidak ada lagi anak Surabaya usia sekolah yang tidak sekolah. (Humas Dispendik Surabaya)