Selama 7 hari mulai Kamis (27/07/2018) sampai Rabu (01/08/2018) mendatang, 16 kepala sekolah imbas dari berbagai provinsi di Indonesia belajar ke sekolah mitra yang ada di Kota Surabaya. Program pertukaran kepala sekolah dan on the job learning (OJL) dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), ini untuk berbagi pengalaman terkait penguatan dalam bidang manajerial, supervisi dan pengembangan kewirausahaan.
Sebelum mendatangi sekolah mitra, 16 kepala sekolah tersebut didampingi 8 kepala sekolah mitra serta seorang fasilitator Kemendikbud mendatangi Kantor Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Jumat pagi (27/07/2018). Mereka disambut langsung Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan, Kabid Sekolah Dasar Agnes Warsiati, dan Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Mamik Suparmi.
Dalam sambutannya, Ikhsan menyatakan, masing-masing sekolah yang menjadi mitra dari sekolah imbas memiliki kelebihan sendiri-sendiri. Contohnya SMPN 6 Surabaya yang menjadi mitra dari sekolah imbas SMPN 10 Kabupaten Sorong dan SMPN 4 Kabupaten Sorong, Papua Barat.
“SMPN 6 punya kelebihan bidang seni dan penguatan karakter, SMPN 3 punya kompetensi hidroponik, SMPN 26 punya kompetensi pengembangan perpustakaan, perkebunan dan perikanan. Kemudian SDN Bubutan IV punya lingkugan Adiwiyata, dan lain-lain,” katanya.
Ikhsan mengungkapkan, sekolah imbas bisa belajar bidang manajerial, supervisi dan pengembangan kewirausahaan ke sekolah-sekolah mitra di Surabaya. Selain itu, sekola imbas diizinkan meraih ilmu tambahan sesuai dengan kompetensi sekolah masing-masing. “Kesuksesan untuk kami di program ini adalah bagaimana mewujudkan cita-cita kepala sekolah imbas,” tuturnya.
Menurut Ikhsan, berdasar arahan Walikota Surabaya Tri Rismaharini, berbagai program pendidikan di Surabaya yang sudah berjalan baik bukan hanya untuk Kota Surabaya sendiri, melainkan juga bagi daerah-daerah lain. “Kami dipesan Ibu Walikota untuk sering berbagi kepada yang lain, bukan dimiliki sendiri. Karena semakin kita berbagi, semakin banyak yang bisa diperoleh,” ungkap Ikhsan.
Fasilitator dari Kemendikbud, Wendi Prayitno meminta kepada kepala sekolah imbas untuk menimba ilmu di Surabaya sebaik-baiknya. Sekolah mitra di Surabaya yang sudah ditunjuk Kemendikbud dianggap memiliki potensi yang cukup. “Beberapa kriteria sekolah mitra yang dipilih adalah memiliki akreditasi A, indeks integritas ujian yang baik, serta rata-rata nilai ujian tinggi,” jelasnya.
Salah satu kepala sekolah imbas yang belajar di Kota Pahlawan ialah Umar Kobe. Kepala SD Inpres Bhoanawa 2 Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), ini akan bermitra dengan SDN Dr. Sutomo V Surabaya. “Di sekolah saya memang banyak yang kurang. Studi banding ini akan dilanjutkan dengan pendampingan yang dilakukan kepala sekolah mitra ke sekolah imbas,” ungkapnya.
Kepala sekolah imbas yang lain, Indi Hanny Kabes mengaku akan mengadopsi program pendidikan yang baik di sekolah mitra. “Saya sudah dapat cerita tentang sekolah di Surabaya. Nanti akan saya adopsi program yang cocok,” ujar Kepala SD Inpres 19 Kapatlap, Raja Ampat, Papua Barat, ini. Dia akan bermitra dengan SDN Jajartunggal III Surabaya. (Humas Dispendik Surabaya)