Setelah melewati seleksi administrasi yang cukup ketat, 143 siswa SD dan SMP jalani seleksi tes tulis pelajar pelopor 2017 di ruang aula Ki Hajar Dewantara kantor Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik).
“Ada empat kriteria penilaian karya tulis yang mereka kirimkan melalui pendaftaran online yakni kelengkapan berkas keaslian, kelayakan, dan kebenaran karya”, tutur Kasubag Umum dan Kepegawaian Retnowati, Sos, pagi tadi Kamis (14/09).
Retno mengutarakan Tes Tulis Pelajar Pelopor Surabaya 2017 merupakan sebuah proses tahapan seleksi yang menentukan peserta dapat meneruskan ke tahap tes berikutnya yaitu tes FGD dan wawancara.
“Ada lima soal esai yang dijawab siswa mengenai kepeloporannya”.
Retno menambahkan prestasi anak Surabaya di bidang kepeloporan atau yang lebih dikenal di tingkat pusat dengan TMPI patut untuk diapresiasi bersama, menurutnya tahun ini (2017,red) dua siswa Surabaya dinobatkan sebagai TMPI. Mereka ialah Gardana Wong Alit dari SDN Kaliasin I dan Vito Egi Nandriansyah SMPN 3.
Sementara itu, Adiba Cahya Khusna Mustika Karyanto menceritakan tentang bagaimana menjadi seorang ketua kelas yang bijak, menurutnya sebagai seorang ketua kelas harus memiliki sifat adil dan tidak memihak ketika menangani perseteruan antar teman di kelas.
Siswi kelas 6 asal SDN Margorejo menambahkan, sebagai seorang pelajar harus saling mengingatkan kepada sesama teman terutama dalam penggunaan gadget.
“Gadget dapat membuat anak malas belajar dan dapat mempengaruhi psikologis siswa untuk maju dan berkembang”, pungas Adiba. (Humas Dispendik Surabaya)