Sebanyak 136 karya nyata dari 13 jenis lomba PTK PAUDNI Berprestasi 2016, hari ini Jumat (05/02) mulai dilakukan penilaian oleh tim juri yang berasal dari kalangan, mulai dari profesional sampai dosen perguruan tinggi turut melakukan penilaian terhadap karya nyata yang dilombakan tersebut.
Kasi Penmas Thussy Apriliyandari, SE menyampaikan bahwa penilaian tersebut nantinya akan memilih karya terbaik untuk kemudian mereka yang terpilih nantinya akan melakukan presentasi dihadapan tim juri, dengan demikian ke depan akan menghasilkan karya-karya PTK yang berkualitas serta turut berkontribusi dalam memajukan pendidikan di Surabaya.
“Ada tiga kriteria yang dinilai, yakni terkait isi, penulisan serta kebermanfaatan”.
Sementara itu, Dr. Bachtiar S. Bachri salah seorang juri dari UNESA menjelaskan, terdapat beberapa aspek penilaian substansi terkait naskah karya tulis. Dalam teknik penulisannya indikator yang dinilai ialah sistematika penulisan, kesesuaian antara judul dengan isi tulisan, penggunaan bahasa, sampai pada pencantuman daftar pustaka.
“Pada indikator ini memiliki bobot nilai 20, dan bobot niali terbanyak dari kualitas isi yakni 50”.
Dalam kualitas isi keorisinalitas atau keaslian karya menjadi salah satu faktor utama dalam kegiatan penilaiain ini. Hal tersebut dikarenakan agar berbagai bentuk plagiasi dapat dihindarkan sehingga menjaga kualitas dari PTK itu sendiri.
Sementara itu, Ali Wafa salah satu juri dari unsur LKP dan PKBM menambahkan, selain tingkat keorisinilan dari sebuah karya, faktor inovasi dan kebermanfaatan menjadi poin yang penting pula. Menurutnya, dengan berbagai perkembangan serta kemajuan zaman lembaga-lembaga kursus saat ini dituntut untuk melahirkan sebuah inovasi guna menjawab tantangan-tantangan pembahuruan.
“Mau nggak mau nantinya lembaga harus dapat mengupgrade diri, baik dari aspe kualitas lembaganya maupun tenaga pendidiknya”.
PTK atau Classroom action research (CAR) adalah action research yang dilaksanakan oleh para pendidik di dalam kelas. Penelitian Tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-riset-tindakan…”, yang dilakukan secara siklus, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Ada beberapa jenis Penelitian Tindakan, dua di antaranya adalah individual action research dan collaborative action research (CAR). Jadi CAR bisa berarti dua hal, yaitu classroom action research dan collaborative action research; dua-duanya merujuk pada hal yang sama. Penelitian Tindakan termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Penelitian Tindakan atau Action research berbeda dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general). Action research lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil action research dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar belakang yang mirip dengan yang dimiliki peneliti.
Manfaat PTK bagi guru sangat banyak sekali. Diantaranya adalah membantu memperbaiki mutu pembelajaran, meningkatkan profesionalitas, meningkatkan rasa percaya diri, memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan, dan keterampilannya. Namun demikian, PTK sebagai salah satu metode penelitian memiliki beberapa keterbatasan, yang diantaranya : validitasnya yang masih sering disangsikan, tidak dimungkinkan melakukan generalisasi karena sampel sangat terbatas, peran guru yang ‘one man show’ bertindak sebagai pengajar dan sekaligus peneliti sering kali membuat dirinya menjadi sangat repot (very busy). Seringkali ditemukan penelitian yang dilakukan kurang valid dan reliabel. Tapi ada banyak keuntungan lainnya bila guru melaksanakan PTK secara baik dan benar. (Humas Dispendik Surabaya)