Kasi Kesenian dan Olahraga Damaris Padmiasih menerangkan pelatihan kepada guru SD bertujuan untuk memberikan edukasi tentang pola hidup bersih dan sehat yang harus ditanamkan sejak dini kepada anak.
Damaris menambahkan kegiatan ini juga merupakan pelaksanaan melaksanan TRIAS UKS. TRIAS UKS yakni, melaksanakan pendidikan kesehatan di sekolah, menyelenggarakan pelayanan kesehatan di sekolah serta menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.
Pada sesi kesehatan lingkungan hidup bersama Tunas Hijau di hari kedua sosialisasi program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) bagi guru SD, yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya, Kamis (29/1), menjadi ajang apresiasi kepada SDN Kaliasin I dan SDN Bubutan IV Surabaya. Apresiasi yang dimaksud adalah bebas dari sampah plastik, khususnya wadah makanan dan minuman.
“Sekolah kami telah bebas sampah plastik. Kantin sekolah tidak lagi menjual makanan dan minuman dengan kemasan plastik sekali pakai. Seluruh siswa juga diminta untuk membawa bekal makanan dan minuman sendiri dengan wadah yang bisa digunakan berulang kali,” kata Sudiono, guru SDN Kaliasin I.
Upaya pengurangan sampah plastik dan sampah non organik yang lainnya dari kemasan makanan dan minuman juga diterapkan SDN Kaliasin I saat mengirimkan warga sekolahnya untuk mengikuti kegiatan di luar sekolah.
“Bila kami mengikutsertakan siswa atau guru untuk mengikuti kegiatan di luar sekolah dan terpaksa membeli konsumsi di luar, maka kami menggunakan wadah makanan yang bisa digunakan berulang kali dan banyak dimiliki sekolah,” ujar Sudiono, yang sekolahnya menjadi Jawara Surabaya Eco School 2014.
Apresiasi yang diberikan Tunas Hijau kepada SDN Bubutan IV pada sosialisasi itu tidak hanya terhadap upaya bebas dari sampah plastik. “SDN Bubutan IV ini punya banyak lubang resapan biopori sebagai upaya meresapkan banyak air hujan ke dalam tanah. Istimewanya, lubang resapan biopori di SDN Bubutan IV dibuat dengan kedalaman 1 meter dengan membuka banyak paving block,” ujar Aktivis Senior dan Presiden Tunas Hijau Mochamad Zamroni.
Kepada sekitar 125 orang guru SD peserta sosialisasi itu, Tunas Hijau menyampaikan bahwa keteladanan sangat diperlukan dalam menerapkan pendidikan lingkungan hidup kepada warga sekolah. Capaian terukur program lingkungan hidup yang dilaksanakan juga harus disampaikan kepada warga sekolah. “Misalnya, dari pemilahan sampah kertas yang dilakukan sepekan berhasil didapatkan sampah kertas sebanyak sekian kilogram atau uang sekian rupiah,” ujar Zamroni.
Kiat-kiat melakukan pembiasaan membuang sampah pada tempatnya kepada siswa juga disampaikan Tunas Hijau. “Anak-anak harus diajari menahan atau menyimpan sampah yang dihasilkan dengan tangannya. Selanjutnya bisa dijadwalkan membuang sampah pada tempatnya pada waktu yang bersamaan,” ujar Zamroni. (Humas Dispendik Surabaya)