Tanpa mengenal letih Walikota Surabaya Tri Rismaharini memindahkan bebatuan untuk mengambil sampah yang ada di bawahnya, tidak hanya itu sebanyak 10.051 siswa dan guru juga turut berpartisipasi membersihkan sampah di sekitaran pantai kaki jembatan Suramadu sisi Surabaya.
“Ayo ini karungnya, langsung diambil sampah-sampahnya ya,” pesannya kepada para pelajar, Sabtu pagi (24/02/2018).
Menurut Wali Kota Risma, aksi kerja bakti ini dilakukan sebagai wujud pengurangan sampah dengan melaksanakan beberapa program pengurangan sampah mulai dari rumah tangga/kampung, hotel, kampus, sekolah, pasar dengan gerakan mengelola sampah mandiri 3R (reduce, reuse, dan recycle).
Cara ini, lanjut wali kota, diaplikasikan dalam kegiatan Green and Clean, Merdeka dari Sampah, Bersih Bantaran Sungai, Eco School, Adiwiyata, Eco Campus, Eco Pesantren yang melibatkan warga, dunia pendidikan, serta pemberdayaan Kader lingkungan dan Fasilitator Lingkungan.
“Saat ini jumlah Kader Lingkungan telah mencapai 29.700 orang dan 540 orang fasilitator lingkungan yang berpartisipasi mendorong serta memotivasi warga dalam menata kampungnya agar tetap bersih dan sehat,” kata Wali Kota.
Disampaikan Wali Kota Risma, langkah efektif dalam mengurangi volume sampah yang terangkut ke TPA dilaksanakan dengan cara pemilahan melalui bank sampah dan rumah kompos. Saat ini, kata Risma, Surabaya memiliki 371 bank sampah yang tersebar di perkampungan yang dikelola oleh warga serta 26 rumah kompos tersebar di hampir seluruh kecamatan, sehingga sampah tidak lagi menjadi barang yang tidak berguna, melainkan justru bernilai ekonomis.
“Pemkot telah melakukan pengurangan sampah dengan menerapkan teknologi pengolahan sampah baik skala kecil sampai skala kota, seperti pembangunan TPS 3R/Superdepo Sutorejo kapasitas 20 ton per hari, Compost Center Wonorejo kapasitas 20 ton per hari serta Pusat Daur Ulang Jambangan kapasitas 20 ton per hari,” urainya.
Wali Kota Perempuan pertama di Surabaya ini berharap, peringatan HPSN bisa menjadi tonggak perubahan demi mewujudkan Indonesia bersih dari sampah dengan diawali di Kota Surabaya sebagai pelopor dalam penanganan lingkungan.
Kadispendik Surabaya Ikhsan mengutarakan bersih-bersih pantai yang sering diselenggarakan oleh Pemkot Surabaya berdampak positif bagi pengembangan pendidikan karakter siswa, terutama dalam hal kegotong-royongan, menjaga lingkungan baik sekolah maupun fasilitas umum agar tetap bersih, sampai mampu mengedukasi masyarakat untuk sadar akan pentingnya menjaga kebersihan.
Salah satu pelajar SMP 5 Surabaya, Alfiansyah (14) mengaku senang dengan kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan semacam ini sangat baik, utamanya mendidik dirinya agar tidak membuang sampah sembarangan dan sadar untuk menjaga kebersihan di lingkungannya. “Kegiatannya bagus dan bermanfaat bagi saya dan teman-teman,” celetuknya.
Acara ini diikuti seluruh Jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Faskel, Lantamal, PDAM, BNI, Bank Jatim, Korem, dan beberapa Sekolah di Surabaya. (Humas Dispendik Surabaya)