Sebagai organisasi profesi yang selama ini terus berupaya berjuang dalam dunia pendidikan serta terus berperan dalam memajukan serta meningkatkan kesejahteraan para tenaga pendidik maupun kependidikan, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Surabaya, menggelar konferensi yang diikuti oleh lebih dari 1.930 se- Surabaya. Acara tersebut berlangsung kemarin (29/03) di Empire Palace.
Ketua PGRI Surabaya, Sumarto mengatakan selain upaya mempersiapakan para guru menghadapi tantangan kemajuan pendidikan di abad 21 konferensi ini juga bertujuan memilih pengurus baru periode yang akan datang.
Menurutnya, belum ada honorarium GTT di Indonesia yang setara dengan UMK GTT di Surabaya, hal tersebut tak lepas atas perjuangan PGRI bersama Pemkot Surabaya yang memiliki komitmen bersama dalam memajukan dunia pendidikan di Surabaya.
” Saat ini ada seribu guru honorer yang ikut ujian K2 dan 700 guru yang sudah lolos, tapi sampai sekarang SK belum turun,” ungkap Sumarno.
Sementara Walikota Surabaya, Tri Rismaharini menyatakan untuk surat keputusan kepegawaian guru itu berasal dari Pemerintah Pusat. Sehingga, pihaknya tidak tahu kapan SK guru tersebut akan turun. Pemkot berjanji akan terus berjuang untuk menyejahterakan nasib guru di Surabaya.
“Saya membutuhkan panjenengan. Bukan hanya saya, semua warga kota butuh panjenengan (guru). Kalau tidak ada guru, coba bayangkan? Tak ada guru, tak ada Risma berdiri di sini. Panjenengan sudah pegang sebagian kunci surga,” ungkap Risma yang hadir dalam pembukaan konfrensi tersebut.
Risma mengatakan sebenarnya pendidikan di Surabaya sudah cukup baik. Hal itu bisa dilihat dari keberhasilan Surabaya menjadi barometer pendidikan Indonesia. Makanya itu, peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan pemerintah. Salah satunya dengan meningkatkan kesejahteraan guru.
“Guru yang tak punya rumah bisa kirim surat ke pemerintah. Minnta rusun akan kita dahulukan. Yg belum punya, silahkan daftar.Saya carikan area rusun yang dekat sekolah, ” paparnya. Tak hanya menyediakan rumah bagi guru, pemerintah juga sudah mendaftarkan lebih dari enam ribu guru ke BPJS.
“Nanti guru dan keluarga akan terima kartu BPJS. Urusan biaya nanti itung-itungan antara dispendik dan dinkes,” jelasnya.
Selain fokus untuk menyejahterakan guru, pemkot juga meningkatkan fasilitas sekolah. “Tiap kelas smp sudah dibantu komputer dan lcd. Yang SD dibantu lima unit dulu. Berikutnya baru per kelas. Tk sudah ada makanan tambahan. Sekarang kita sedang berrpikir SMK/SMA karena itu tidak mudah karena ini terkait pemeriksaan,” jelas Risma.
Dengan semua fasilitas tersebut, Risma berharap pendidikan di Surabaya sudah bersaing dalam hadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). (Humas Dispendik Surabaya)